Jumat, 01 April 2016

H-10 Jelang Ujian Tulis Siswa Akhir KMI Gontor Dua


DARUSSALAM – Pekerjaan seseorang mempengaruhi hal yang akan terjadi. Apabila pekerjaan tersebut baik, maka hasil yang akan dicapai pun baik, begitupun sebaliknya. Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) mendidik santrinya untuk terus melaksanakn pekerjaan yang baik, agar mencapai hal-hal yang berkualitas. Sehingga tidak heran sekolah ini menjadi salah satu sekolah terbaik di Indonesia. Proses belajar-mengajar di pondok ini langsung dibimbing oleh para asatidz, hal itu bertujuan untuk meningkatkan kekeluargaan antara santri dan guru.

Generasi 90, atau sering disebut Identity Generation, adalah generasi para mundziru-1-qaum yang mana akan terjun terjun langsung pada masyarakat luar.
Setelah lama belajar dari kelas 1 sampai mereka di kelas 6, semua apa yang kita pelajari tesebut akan diuji melalui tes ujian akhir Kulliyatul Mu'allimin al Islamiyyah (KMI). Adapun rentetan ujian ini ada 4 gelombang, yang terdiri dari ujian tulis semester 1, ujian Tarbiyyah 'Amaliyyah, ujian lisan, dan ujian tulis semester 2. Materi yang akan diuji pada ujian akhir (gelombang 4) ini adalah semua pelajaran yang belum diuji pada semester 1 yaitu dari pelajaran kelas 1 sampai kelas 6 tentunya. Oleh karena itu, banyak yang sibuk dalam mempersiapkan ujian ini, mulai dari santri, hingga para asatidz.
Tujuan diadakannya ujian ini adalah untuk mengetahui kemampuan para santri yang telah belajar selama 4 dan 6 tahun ini, sekaligus menjadi persiapan mereka sebelum berkecimpung dalam masyarakat setelah alumni di masa pengabdian.
Persiapan dari staf KMI sangatlah banyak, karena ujian kelas 6 tetap berlanjut tanpa henti, mulai dari ujian Tarbiyyah 'Amaliyyah hingga ujian akhir, yaitu ujian tulis. Kepadatan kegiatan tersebut menyebabkan pembagian waktu kurang terkontrol, dan ini merupakan kendala utama dalam kegiatan ini.
Selain itu, KMI juga membagi pekerjaan, ada yang bertugas menjadi panitia ujian, dan ada juga yang mengatur kegiatan belajar mengajar para santri. Ketua panitia ujian kelas ialah Al-Ustadz Firjon Muhammad dengan bantuan oleh Al-Ustadz Dzulkifli, Al-Ustadz Sidi Ahmad Nashih, dan Al-Ustadz Rizka. Sedangkan lainnya berfokus pada kegiatan belajar santri.
Ujian akan dibuka langsung olah Bapak Pengasuh, dan ini hanya untuk para santri kelas 6. Rencananya, ujian akan menggunakan 8 atau 9 kelas, dan ujian lisan akan menggunakan berapa tempat di Masjid dan aula pertemuan. Hal ini karena jumlah santri kelas tahun ini berjumlah 169 santri, sehingga di setiap kelas akan ada 20 orang.
Sementara itu bagi santri yang sakit kelas 6 yang sakit, akan dilihat terlebih dahulu penyakitnya, apabila penyakitnya berat, maka akan ditempatkan di Bagian Kesehatan Santri (BAKES). Santri yang hanya menderita penyakit ringan, akan dipaksa mengikuti ujian di ruangan ujian.
Persiapan kelas 6 untuk menghadapi ujian tersebut mungkin sudah cukup baik, karena setiap kali mereka belajar, mereka diwajibkan untuk menghafal dan menyetor hafalannya tersebut kepada para pembimbing. Selain itu, ujian lisan juga menjadi tolak ukur dalam menghadapi ujian tulis tersebut.
Bagi para kelas 6, ujian ini adalah ujian yang paling menantang, karena akan diuji 28 materi, dari pelajaran kelas 1 sampai kelas 6.
Harapan para asatidz ada ujian ini adalah semoga akan menjadi lebh baik daripada tahun sebelumnya, dan ini juga harus dibutuhkan perkembangan, “Hal yang tidak berkembang, lebih baik tidak ada, maka ujian tahun ini harus lebih baik dan banyak perkembangan,” ujar narasumber Al-Ustadz Dzulkifli.
Mulai hari Sabtu (27/3) pagi, para santri kelas 6 akan menghadapi ujian lisan. Ujian ini merupakan salah satu rentetan dari ujian akhir KMI, ujian ini berbeda dengan ujian lisan kelas 1 sampai 6, tapi ujian tersebut menggunakan sistem per kelompok. Para santri kelas 6 akan dibagi menjdi 14 kelompok, yang mana setiap kelompok terdiri dari 12 orang. Setiap kelompok akan memasuki ruangan ujian 2 orang sekaligus. Maka mereka akan belomba-lomba dalam menjawab soal ujian tersebut dan barang siapa yang menjawab banyak, maka nilainya pun banyak. Tapi tahun ini akan nada santri yang hanya masuk sendirian, disebabkan jumlah mereka yang ganjil.
Materi  yang akan diujikan ada 7 materi, yaitu materi Bahasa Arab I, Bahasa Arab II, Bahasa Inggris, Tauhid, Tarbiyyah, Fiqh, dan Al-Qur'an. Segalnya membutuhkan tenaga dan pikiran yang banyak.
“Teruslah belajar, banyak ilmu-ilmu baru yang belum kalian ketahui, jangan sampai kalian menunggu ilmu datang kepada kalian, karena itu tidak mungkin. Tingkatkan diri kalian, dengan banyak ujian. Ujian itu bukan hanya menjawab soal, tetapi mendengar, melihat, membaca, dan mempelajari itu semua dari ujian. Oleh karena itu, lakukanlah perbuatan baik, agar orang lain dapat mencontohimu”, pesan Al-Ustadz Dzulkifli kepada santri di akhir wawancaranya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar