DARUSSALAM – Pekerjaan
seseorang mempengaruhi hal yang akan terjadi. Apabila pekerjaan
tersebut baik, maka hasil yang akan dicapai pun baik, begitupun
sebaliknya. Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) mendidik santrinya
untuk terus melaksanakn pekerjaan yang baik, agar mencapai hal-hal
yang berkualitas. Sehingga tidak heran sekolah ini menjadi salah satu
sekolah terbaik di Indonesia. Proses belajar-mengajar di pondok ini
langsung dibimbing oleh para asatidz, hal itu bertujuan untuk
meningkatkan kekeluargaan antara santri dan guru.
Generasi 90, atau sering
disebut Identity Generation, adalah generasi para mundziru-1-qaum
yang mana akan terjun terjun langsung pada masyarakat luar.
Setelah lama belajar dari
kelas 1 sampai mereka di kelas 6, semua apa yang kita pelajari
tesebut akan diuji melalui tes ujian akhir Kulliyatul Mu'allimin al
Islamiyyah (KMI). Adapun rentetan ujian ini ada 4 gelombang, yang
terdiri dari ujian tulis semester 1, ujian Tarbiyyah 'Amaliyyah,
ujian lisan, dan ujian tulis semester 2. Materi yang akan diuji pada
ujian akhir (gelombang 4) ini adalah semua pelajaran yang belum diuji
pada semester 1 yaitu dari pelajaran kelas 1 sampai kelas 6 tentunya.
Oleh karena itu, banyak yang sibuk dalam mempersiapkan ujian ini,
mulai dari santri, hingga para asatidz.
Tujuan diadakannya ujian
ini adalah untuk mengetahui kemampuan para santri yang telah belajar
selama 4 dan 6 tahun ini, sekaligus menjadi persiapan mereka sebelum
berkecimpung dalam masyarakat setelah alumni di masa pengabdian.
Persiapan dari staf
KMI sangatlah banyak, karena ujian kelas 6 tetap berlanjut tanpa
henti, mulai dari ujian Tarbiyyah 'Amaliyyah hingga ujian akhir,
yaitu ujian tulis. Kepadatan kegiatan tersebut menyebabkan pembagian
waktu kurang terkontrol, dan ini merupakan kendala utama dalam
kegiatan ini.
Selain itu, KMI juga
membagi pekerjaan, ada yang bertugas menjadi panitia ujian, dan ada
juga yang mengatur kegiatan belajar mengajar para santri. Ketua
panitia ujian kelas ialah Al-Ustadz Firjon Muhammad dengan bantuan
oleh Al-Ustadz Dzulkifli, Al-Ustadz Sidi Ahmad Nashih, dan Al-Ustadz
Rizka. Sedangkan lainnya berfokus pada kegiatan belajar santri.
Ujian akan dibuka
langsung olah Bapak Pengasuh, dan ini hanya untuk para santri kelas
6. Rencananya, ujian akan menggunakan 8 atau 9 kelas, dan ujian lisan
akan menggunakan berapa tempat di Masjid dan aula pertemuan. Hal ini
karena jumlah santri kelas tahun ini berjumlah 169 santri, sehingga
di setiap kelas akan ada 20 orang.
Sementara itu bagi santri
yang sakit kelas 6 yang sakit, akan dilihat terlebih dahulu
penyakitnya, apabila penyakitnya berat, maka akan ditempatkan di
Bagian Kesehatan Santri (BAKES). Santri yang hanya menderita penyakit
ringan, akan dipaksa mengikuti ujian di ruangan ujian.
Persiapan kelas 6 untuk
menghadapi ujian tersebut mungkin sudah cukup baik, karena setiap
kali mereka belajar, mereka diwajibkan untuk menghafal dan menyetor
hafalannya tersebut kepada para pembimbing. Selain itu, ujian lisan
juga menjadi tolak ukur dalam menghadapi ujian tulis tersebut.
Bagi para kelas 6, ujian
ini adalah ujian yang paling menantang, karena akan diuji 28 materi,
dari pelajaran kelas 1 sampai kelas 6.
Harapan para asatidz ada
ujian ini adalah semoga akan menjadi lebh baik daripada tahun
sebelumnya, dan ini juga harus dibutuhkan perkembangan, “Hal yang
tidak berkembang, lebih baik tidak ada, maka ujian tahun ini harus
lebih baik dan banyak perkembangan,” ujar narasumber Al-Ustadz
Dzulkifli.
Mulai hari Sabtu (27/3)
pagi, para santri kelas 6 akan menghadapi ujian lisan. Ujian ini
merupakan salah satu rentetan dari ujian akhir KMI, ujian ini berbeda
dengan ujian lisan kelas 1 sampai 6, tapi ujian tersebut menggunakan
sistem per kelompok. Para santri kelas 6 akan dibagi menjdi 14
kelompok, yang mana setiap kelompok terdiri dari 12 orang. Setiap
kelompok akan memasuki ruangan ujian 2 orang sekaligus. Maka mereka
akan belomba-lomba dalam menjawab soal ujian tersebut dan barang
siapa yang menjawab banyak, maka nilainya pun banyak. Tapi tahun ini
akan nada santri yang hanya masuk sendirian, disebabkan jumlah mereka
yang ganjil.
Materi yang akan
diujikan ada 7 materi, yaitu materi Bahasa Arab I, Bahasa Arab II,
Bahasa Inggris, Tauhid, Tarbiyyah, Fiqh, dan Al-Qur'an. Segalnya
membutuhkan tenaga dan pikiran yang banyak.
“Teruslah belajar,
banyak ilmu-ilmu baru yang belum kalian ketahui, jangan sampai kalian
menunggu ilmu datang kepada kalian, karena itu tidak mungkin.
Tingkatkan diri kalian, dengan banyak ujian. Ujian itu bukan hanya
menjawab soal, tetapi mendengar, melihat, membaca, dan mempelajari
itu semua dari ujian. Oleh karena itu, lakukanlah perbuatan baik,
agar orang lain dapat mencontohimu”, pesan Al-Ustadz Dzulkifli
kepada santri di akhir wawancaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar