Sabtu, 12 November 2016

7 Mitos Belajar Santri Gontor

Mandi sebelum ujian = Ilmu Luntur
Banyak Santri percaya ketika mandi, ilmu kita ikut luntur bersama shampoo di kepala kita.  Mari kita pikirkan baik-baik, bagaimana air yang mengguyur sekujur tubuh kita, membersihkannya dari segala macam kuman, bisa melunturkan seluruh ilmu yag kita pelajari 6 bulan? Ilmu itu suatu hal yang berada di benak kita bukan kulit kita. Ini mitos yang benar-benar sesat, dan menyesatkan. Jangan biarkan pengawas ujian, dan teman anda  “tersiksa” dengan bau anda! Jangan gunakan target nilai 9 anda untuk menghalalkan segala cara! apalagi sampai merusak konsentrasi teman dengan bau anda.

Belajar Dari Terjemahan
Soalnya pakai bahasa Arab, jawabnya juga pakai bahasa Arab. Paham, sih paham tapi kalau belajar dari terjemahan, bgaimana bisa memahami soal? Apalagi menjawabnya. Lebih-lebih pak Kyai sudah melarang dengan keras, bisa-bisa ilmu kita tidak diridhoi lho. Anehnya banyak sekali anak Gontor begitu jihadnya membuat, dan mengedarkan terjemahan ini, dari Reading, Mantiq, Fiqh, Muthola’ah, dan yang paling banyak adalah Mahfuzhot. Jangan lupa baca Qur’annya ya

Belajar dari Fotokopian Teman
Penulis pernah menemukan sebuah catatan seluruh pelajaran lngkap, begitu niatnya dia membuat catatan tersebut, sampai diberi halaman, dan daftar isi, bahkan ada kata pengantarnya segala WOW!. Entah siapa, dan sejak kapan namun catatan lengkap ini telah menembus zaman, dan dipakai ribuan santri dari berbagai angkatan. Sama seperti Terjemahan, Pak Kyai juga melarang hal ini. Ingat! Ridho guru tidak kalah penting dengan orangtua.

Kecerdasan Meningkat 5 Menit Sebelum Ujian
Seperti yang kita tahu dari film-film sci-fi, bahwasanya manusia hanya menggunakan otaknya kurang dari 10%. Sebgian santri Gontor percaya bahwa otak akan bekerja maksimal 90% sejak 5 menit sebelum bel berbunyi, dan akan mencapai titik 100% ketika bel telah berbunyi. Ketika itulah kemampuan membaca, memahami, dan menghafal mencapai puncaknya. Beberapa santri bahkan mulai meneliti bagaimana membawa momen ini ke hari-hari biasa demi memaksimalkan belajar mereka.

Mengetuk-ngetukkan Buku Ke Kepala
Ini adalah yang dilakukan entah dia fasl fawq maupun fasl taht . Mengetuk-ngetukkan buku ke kepala sebelum masuk ruang ujian adalah ritual tersendiri bagi sebgian orang. Dipercaya bahwa ini adalah suata jalan pintas untuk mengulang semua materi  di buku tersebut, diyakini pula ini mampu menguatkan hafalan seseorang karena ketika diketuk-ketukkan ilmu dari buku itu akan jatuh masuk ke dalam pikiran kita.

“ Dia Punya Laduni”
“Dia punya laduni” Itulah kata-kata yang sering kita ucapkan pada teman kita fasl fawq, yang sepertinya tidak pernah belajar, pagi tidur, di kelas tidur, belajar malam tidur, tapi nilainya ranking 1. Laduni itu kan adalah karomah untuk seorang waliyullah ya, kalo si ranking satu ini nggak pernah maksiat, tahajjud, doa, puasa daud, puasa senin kamis nggak pernah putus, bisa saja. Tapi bisa jadi dia hanya belajar dengan cara yang berbeda dengan kita, atau di waktu-waktu yang berbeda dengan kita. Seperti teman penulis yang membuat rangkuman di kertas tasyreh, dan kutaib. Atau justru ketika kebanyakan santri tidur dia belajar.

Fasl  Taht Abadi
Ada sebuah dogma di kalangan santri Gontor, apabila ketika kelas 2 atau 3 intensif dia kelas bawah, maka sampai kelas 6 pun dia akan kelas bawah. Ini salah besar, penulis memiliki teman , yang karena nilainya sangat kecil, menghuni kelas 5O. Dia mendapat kelas 5O murni karena nilainya bukan karena suluk. Tapi dengan kekuatan kerja keras, dan persahabatan dia berhasil mendapatkan kelas 6C. Terbukti kan? Penghuni kelas bawah bukan karena bodoh, tapi karena malas belajar.


Selasa, 23 Agustus 2016

Inspirative Picture


Inspirative Picture


Wakil Presiden Jusuf Kalla Menghadiri Acara Sujud Syukur 90 Tahun Gontor

PONOROGO-Wakil presiden Republik Indonesia Bapak Jusuf Kalla menghadiri sujud syukur menyambut 90 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor. Beliau berkata, "Gontor adalah pesantren bersifat nasional bahkan internasional". “Pesantren Gontor ini memegang predikat modern. Modern itu berarti visioner, berpikiran kekinian dan yang akan datang. Itulah bedanya pendidikan dengan museum. Museum itu melihat ke belakang, sedangkan pendidikan itu melihat ke depan. Jadi, anak-anak di sini telah diajarkan ilmu-ilmu yang bisa mereka gunakan di masa depan. Kita patut bersyukur Gontor bisa menjaga kemodernannya sampai sekarang,” .
“Pendidikan itu hampir sama dengan restauran, bukan tempatnya yang dicari tapi makanannya yang dicari. Begitu juga dengan Gontor ini. Walaupun tempatnya jauh, hingga harus naik dokar sampai di sini, namun karena lembaga pendidikan ini dikelola dengan sebaik-baiknya, maka banyak yang datang mencari.”
Setelah selesai melaksanakan sujud syukur, beliau beranjak menuju Universitas Darussalam Gontor untuk menghadiri acara peletakan batu pertama gedung perpustakaan.

Kamis, 28 April 2016

Dakwah: Kewajiban Setiap Muslim

Ketika kita mendengar kata dakwah, bayangan kita mungkin menuju kepada Jamaah Tabligh. “Dakwah 'kan hanya tugasnya para da'i!”, tolak sebagian kaum muslim. Benarkah?

Kewajiban Yang Terlupa

Dakwah berasal dari kata da'aa – yad'uu yang artinya ”mengajak” atau ”menyeru”. Secara terminologis, dakwah adalah mengajak atau menyeru manusia agar menempuh kehidupan ini di jalan Allah Swt, berdasarkan ayat Al-Quran:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik...” (QS. An-Nahl:125).
Setiap perkataan, pemikiran, atau perbuatan yang secara eksplisit ataupun implisit mengajak orang ke arah kebaikan (dalam perspektif Islam), perbuatan baik, amal saleh, atau menuju kebenaran dalam bingkai ajaran Islam, dapat disebut dakwah.
Dalam perspektif komunikasi, dakwah termasuk dalam kategori komunikasi persuasif, yakni komunikasi yang bersifat membujuk, mengajak, atau merayu, semakna dengan makna dasar dakwah, yakni mengajak atau menyeru. Dengan kata lain, seperti iklan komersial yang mengajak orang untuk membeli barang. Bedanya, dakwah itu bagaikan 'iklan' yang mengajak orang untuk mengikuti jalan Allah: Al-Qur'an dan Sunnah.

Tugas Setiap Muslim

Dakwah bukan hanya tugas seorang da'i.
Dakwah juga tidak harus menunggu seseorang memiliki ilmu agama yang mendalam. Ilmu sekecil apapun yang kita miliki bisa menjadi materi dakwah.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
بَلِّغُوْا عَنِّيْ وَلَوْ آيَةً (رواه البخاري)
Sampaikanlah (apapun) dariku, walaupun hanya sepotong ayat. (HR Bukari)
Rasul shallallahu 'alaihi wasallam dalam hadis ini menjelaskan pentingnya perintah menyampaikan Islam sebanyak yang kita tahu, walaupun hanya satu ayat.
Satu ayat itu hal yang kecil, sedikit, dan sangat mudah.
Tetapi, Nabi tetap memandang sesuatu yang kecil itu HARUS disampaikan. Tepatnya, ilmu apapun yang kita miliki tentang kebenaran, apalagi masalah agama, sampaikanlah kepada orang lain. Atau dengan kata lain, 'BERDAKWAHLAH'!
Kita hanya tahu satu hadis, sampaikan!
Kita hanya tahu cara wudlu yang benar, sampaikan!
Kita hanya tahu shaf itu harus rapat, sampaikan!
Kita hanya tahu belajar menuntut ilmu itu wajib, sampaikan!
Kita hanya tahu laki-laki itu wajib shalat 5 waktu di masjid, sampaikan!
Sekecil apapun itu, selama itu bernilai kebenaran, sampaikanlah kepada orang lain. Menyampaikan kepada orang lain itu adalah misi utama dari DAKWAH.
Lalu, APA HUKUMNYA?
Hukum dakwah bagi yang mengetahui kebenaran adalah WAJIB.
Jangan putus asa dulu, baca terus...

Akibat Dakwah Berhenti

Kalau kita pikir-pikir kembali, orang Barat mati dalam keadaan kafir itu, bukan kesalahan mereka sendiri.
Mereka kafir karena (mungkin) mereka belum mengenal Islam.
Mereka kafir karena (mungkin juga) mereka tahu Islam, tapi dalam gambaran yang salah dari media massa.
Mereka kafir karena (mungkin) tidak ada yang mengenalkan dan mengajarkan mereka Islam yang sesungguhnya.
Ketahuilah, kata (mungkin) di atas lebih tepat diganti menjadi SEBENARNYA!
Islam sekarang ini diuji dengan fitnah yang sangat berat. Barat mendengar Islam yang identik dengan kata: teroris, kejam terhadap perempuan, fundamental, radikal, sadis, brutal, dan sentimen negatif lainnya.
Sayangnya, masyarakat Barat hanya menjadi konsumen berita yang hanya menerima dan mengiyakan saja informasi di atas. Banyak dari mereka yang langsung percaya tanpa klarifikasi dan cek ulang terhadap informasi yang mereka dengar. Akhirnya, mereka pun tidak mengenal Islam, atau, mengenal Islam tapi dalam gambaran yang salah.
Mereka salah, dong?
Tidak. Kita juga salah!
Jika dakwah kita mampu menyaingi derasnya arus media yang salah dalam menggambarkan Islam, pasti masyarakat Barat tidak akan salah paham terhadap Islam. Sekarang pertanyaannya: mana yang lebih deras, dakwah Islam yang benar ATAU media yang penuh dengan fitnah?
Tentu, dakwah kalah deras.
Dakwah sekarang ini kalah karena tidak ada yang mau memperjuangkannya. Umat Islam merasa bahwa dakwah hanyalah tugas para ulama cendekia. Sedangkan, umat Islam dengan ilmu pas-pasan tidak berkewajiban untuk berdakwah. Padahal, itu adalah kewajiban SETIAP muslim.
Jadi, masih menolak kewajiban dakwah?

Cara Berdakwah

Dakwah memiliki banyak sekali ragam dan bentuk.
Dakwah tidak melulu berupa pidato panjang lebar di depan publik. Dakwah secara garis besar memiliki 3 macam utama:
  1. Dakwah bil-qoul         دعوة بالقوول
  2. Dakwah bil-hal           دعوة بالحال
Pertama, dakwah bil-qoul. Artinya adalah mengajak dengan lisan. Nasihat, pidato, sindiran, ajakan adalah bentuk dari dakwah yang pertama ini. Tentunya, pendakwah harus mampu menyampaikannya dengan cara yang tepat kepada orang yang tepat di saat yang tepat. Kesalahan metode dalam berdakwah akan berujung pada kegagalan.
Kedua, dakwah bil-hal. Artinya dakwah dengan perbuatan, aksi, dan tindakan yang nyata. Hal ini merupakan tindak lanjut dari dakwah yang pertama. Sangat sia-sia dan mengecewakan, kita menyeru pergi ke masjid, sementara kita masih shalat jamaah di kamar. Dakwah ini juga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap penerima dakwah, meskipun tidak didahului dengan dakwah dengan lisan.
Ringkasnya, dakwah memiliki banyak cara yang bisa kita tempuh.
Shalat di masjid berjamaah tepat waktu adalah dakwah bagi teman sekamar.
Berkata lemah lembut dan berbuat baik adalah dakwah yang efektif terhadap non-muslim yang lebih tua.
Mengucapkan salam adalah dakwah yang paling mudah ketika bertemu teman di jalan.
Dakwah itu mudah, bukan?

Metode Dakwah ala Qur'an

Qur'an telah mengajarkan dari ayat pertama di atas:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik (mau'izoh hasanah) dan bantahlah (debat) mereka dengan cara yang baik...” (QS. An-Nahl:125).
Ada 3 cara di atas:
  1. Hikmah
  2. Mauizoh Hasanah
  3. Mujadalah
Metode pertama, hikmah, adalah menyampaikan 'ucapan yang tepat dan benar' serta dapat diterima oleh rasio/akal. Cara ini tepat untuk orang-orang intelektual yang berpikir kritis.
Mauizoh hasanah, merupakan ajakan dan nasihat yang baik, lemah-lembut, dapat menyentuh hati dan perasaan, serta mudah dipahami. Metode ini sangat cocok untuk orang awam, yang belum dapat berpikir kritis dan mendalam. Di antara bentuknya adalah motivasi, pujian, dan peringatan.
Terakhir, mujadalah, yang artinya adalah bertukar pikiran, dialog, diskusi, atau debat guna mendorong supaya berpikir secara sehat dan menerima kebenaran (Islam) dengan cara menyampaikan argumentasi yang lebih baik untuk mengatasi argumentasi lawan debat. Cara demikian cocok buat golongan yang tingkat kecerdasannya di antara kedua golongan tersebut. Perdebatan disampaikan dengan cara yang lembut, bukan cara yang keras dan kasar.
Dalam hadis nabi juga mengajarkan cara berdakwah:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ ، وَذَلكَ أَضْعَفُ الِإيْمَانِ
-
رواه مسلم -
“Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.” (HR. Muslim no. 49)
Tangan artinya kekuasaan dari seorang pemimpin atau pihak berwenang.
Lisan artinya dengan ucapan, tulisan, artikel, demonstrasi, spanduk, poster, dan media lain.
Hati artinya tidak menyetujui kemungkaran dalam kalbu, tetapi tidak memiliki kekuatan mengubahnya dengan tangan maupun lisan.

Dakwah Modern

Media dakwah sekarang tidak hanya terbatas pada lisan dan hubungan langsung antar manusia. Melalui media modern kita bisa berdakwah dengan mudah, bahkan dengan jangkauan yang lebih luas.
Jenis media modern di antaranya:
  1. Media Audio
    Radio, podcast, lagu, nasyid, rekaman ceramah, telefon, interkom, pengeras suara.
  2. Media Visual
    Televisi, film, iklan, sinetron, short-movie, video.
  3. Media Cetak
    Koran, majalah, tabloid, buletin, poster, stiker, banner, baliho, mading, buku.
  4. Media Online
    Facebook, Twitter, website, mailing-list, streaming (ceramah/radio/TV), e-mail, blog, chat Skype.
Media di atas bisa kita manfaatkan sebagai alternatif dari pidato dan ceramah di masjid, majlis taklim, balai pertemuan, atau tempat publik lainnya.

Jadi?

Manusia modern punya banyak cara dalam berdakwah. Tidak ada lagi alasan untuk menolak untuk berdakwah. Ini adalah kewajiban untuk setiap muslim yang harus disampaikan, sekecil apapun itu.
Semua macam dakwah memiliki 2 pesan utama: Amar Ma'ruf dan Nahi Mungkar.
Menyeru dan menyuruh kepada hal yang ma'ruf (kebaikan), serta melarang dan mencegah dari hal yang mungkar (keburukan).
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menegaskan:
"Barangsiapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka ia mendapat pahala seperti orang yang mengerjakannya" (H.R. Muslim)
"Bahwasanya manusia itu bila mengetahui orang berbuat zalim kemudian mereka tidak mengambil tindakan, maka Allah akan meratakan siksaan kepada mereka semua" (H.R. Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa'i).
"Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, kamu harus sungguh-sungguh menyuruh kebaikan dan mencegah kemunkaran, kalau tidak Allah akan menurunkan siksaan kepadamu, kemudian kamu berdoa kepadaNya, maka tidak akan dikabulkan doamu itu" (H.R. Tirmidzi).
Akhir kata, kita kutip kata dari sang penakluk dari Prancis, Napoleon Bonaparte:
"Hancurnya sebuah negara bukan karena banyaknya orang jahat yang ada di dalam negara itu, tetapi karena diamnya orang-orang baik.”

Kamis, 21 April 2016

Jumat, 01 April 2016

H-10 Jelang Ujian Tulis Siswa Akhir KMI Gontor Dua


DARUSSALAM – Pekerjaan seseorang mempengaruhi hal yang akan terjadi. Apabila pekerjaan tersebut baik, maka hasil yang akan dicapai pun baik, begitupun sebaliknya. Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) mendidik santrinya untuk terus melaksanakn pekerjaan yang baik, agar mencapai hal-hal yang berkualitas. Sehingga tidak heran sekolah ini menjadi salah satu sekolah terbaik di Indonesia. Proses belajar-mengajar di pondok ini langsung dibimbing oleh para asatidz, hal itu bertujuan untuk meningkatkan kekeluargaan antara santri dan guru.

Generasi 90, atau sering disebut Identity Generation, adalah generasi para mundziru-1-qaum yang mana akan terjun terjun langsung pada masyarakat luar.
Setelah lama belajar dari kelas 1 sampai mereka di kelas 6, semua apa yang kita pelajari tesebut akan diuji melalui tes ujian akhir Kulliyatul Mu'allimin al Islamiyyah (KMI). Adapun rentetan ujian ini ada 4 gelombang, yang terdiri dari ujian tulis semester 1, ujian Tarbiyyah 'Amaliyyah, ujian lisan, dan ujian tulis semester 2. Materi yang akan diuji pada ujian akhir (gelombang 4) ini adalah semua pelajaran yang belum diuji pada semester 1 yaitu dari pelajaran kelas 1 sampai kelas 6 tentunya. Oleh karena itu, banyak yang sibuk dalam mempersiapkan ujian ini, mulai dari santri, hingga para asatidz.
Tujuan diadakannya ujian ini adalah untuk mengetahui kemampuan para santri yang telah belajar selama 4 dan 6 tahun ini, sekaligus menjadi persiapan mereka sebelum berkecimpung dalam masyarakat setelah alumni di masa pengabdian.
Persiapan dari staf KMI sangatlah banyak, karena ujian kelas 6 tetap berlanjut tanpa henti, mulai dari ujian Tarbiyyah 'Amaliyyah hingga ujian akhir, yaitu ujian tulis. Kepadatan kegiatan tersebut menyebabkan pembagian waktu kurang terkontrol, dan ini merupakan kendala utama dalam kegiatan ini.
Selain itu, KMI juga membagi pekerjaan, ada yang bertugas menjadi panitia ujian, dan ada juga yang mengatur kegiatan belajar mengajar para santri. Ketua panitia ujian kelas ialah Al-Ustadz Firjon Muhammad dengan bantuan oleh Al-Ustadz Dzulkifli, Al-Ustadz Sidi Ahmad Nashih, dan Al-Ustadz Rizka. Sedangkan lainnya berfokus pada kegiatan belajar santri.
Ujian akan dibuka langsung olah Bapak Pengasuh, dan ini hanya untuk para santri kelas 6. Rencananya, ujian akan menggunakan 8 atau 9 kelas, dan ujian lisan akan menggunakan berapa tempat di Masjid dan aula pertemuan. Hal ini karena jumlah santri kelas tahun ini berjumlah 169 santri, sehingga di setiap kelas akan ada 20 orang.
Sementara itu bagi santri yang sakit kelas 6 yang sakit, akan dilihat terlebih dahulu penyakitnya, apabila penyakitnya berat, maka akan ditempatkan di Bagian Kesehatan Santri (BAKES). Santri yang hanya menderita penyakit ringan, akan dipaksa mengikuti ujian di ruangan ujian.
Persiapan kelas 6 untuk menghadapi ujian tersebut mungkin sudah cukup baik, karena setiap kali mereka belajar, mereka diwajibkan untuk menghafal dan menyetor hafalannya tersebut kepada para pembimbing. Selain itu, ujian lisan juga menjadi tolak ukur dalam menghadapi ujian tulis tersebut.
Bagi para kelas 6, ujian ini adalah ujian yang paling menantang, karena akan diuji 28 materi, dari pelajaran kelas 1 sampai kelas 6.
Harapan para asatidz ada ujian ini adalah semoga akan menjadi lebh baik daripada tahun sebelumnya, dan ini juga harus dibutuhkan perkembangan, “Hal yang tidak berkembang, lebih baik tidak ada, maka ujian tahun ini harus lebih baik dan banyak perkembangan,” ujar narasumber Al-Ustadz Dzulkifli.
Mulai hari Sabtu (27/3) pagi, para santri kelas 6 akan menghadapi ujian lisan. Ujian ini merupakan salah satu rentetan dari ujian akhir KMI, ujian ini berbeda dengan ujian lisan kelas 1 sampai 6, tapi ujian tersebut menggunakan sistem per kelompok. Para santri kelas 6 akan dibagi menjdi 14 kelompok, yang mana setiap kelompok terdiri dari 12 orang. Setiap kelompok akan memasuki ruangan ujian 2 orang sekaligus. Maka mereka akan belomba-lomba dalam menjawab soal ujian tersebut dan barang siapa yang menjawab banyak, maka nilainya pun banyak. Tapi tahun ini akan nada santri yang hanya masuk sendirian, disebabkan jumlah mereka yang ganjil.
Materi  yang akan diujikan ada 7 materi, yaitu materi Bahasa Arab I, Bahasa Arab II, Bahasa Inggris, Tauhid, Tarbiyyah, Fiqh, dan Al-Qur'an. Segalnya membutuhkan tenaga dan pikiran yang banyak.
“Teruslah belajar, banyak ilmu-ilmu baru yang belum kalian ketahui, jangan sampai kalian menunggu ilmu datang kepada kalian, karena itu tidak mungkin. Tingkatkan diri kalian, dengan banyak ujian. Ujian itu bukan hanya menjawab soal, tetapi mendengar, melihat, membaca, dan mempelajari itu semua dari ujian. Oleh karena itu, lakukanlah perbuatan baik, agar orang lain dapat mencontohimu”, pesan Al-Ustadz Dzulkifli kepada santri di akhir wawancaranya.

Minggu, 28 Februari 2016

Belajar Photoshop dari Nol

Pernah gak terpukau dengan desain khas ala Gontor 2? Entah itu banner Harmony, poster, iklan, mading Gorda Pos, Majalah An-Nahdhah, banner ujian, depan kopel, dan lain sebagainya; pasti pernah terpikir, “kapan aku bisa desain seperti itu, ya?”. 

Mudah saja. Belajar. Tapi, belajar dimana??

Ya, menangkap kegelisahan itulah akhirnya ada juga orang yang mau berbaik hati berbagi pengetahuan untuk belajar photoshop dari nol sampai tingkat profesional. Hebatnya lagi, semuanya dilengkapi dengan langkah yang jelas dan gambar screenshot (jepretan monitor) yang sangat membantu. Dijamin deh, kalau bisa menyempatkan 1 jam per hari untuk belajar photoshop di DCC dengan situs ini, satu bulan sangat cukup untuk bisa mahir desain.

Di situs ini, tutorial photoshop dibagi beberapa kategori:
 1.    Tingkat Dasar
 2.    Tingkat Menengah
 3.    Tingkat Lanjutan
 4.    Edit Foto

Cara penyampaiannya pun unik. Kita tidak langsung berkenalan dengan istilah-istilah asing di photoshop, melainkan kita diajak membuat karya unik melalui studi kasus. Dari situlah, kita akan berkenalan dengan selection, Filter Gallery, Hue and Saturation, Levels, Layer Masking, Opacity, Layer Blending Options, dan lain-lain. 

Hehehe, bingung ya? Gak usah bingung, langsung saja menuju TKP:

Link>>  ilmuphotoshop.net

Berikut beberapa hasil dari belajar di situs ini.


Jumat, 26 Februari 2016

Grand Syaikh Al-Azhar: 50 Beasiswa Penuh per Tahun untuk Santri Gontor

GONTOR - Kedatangan Syaikhu-l-Azhar kali ini sungguh istimewa. Karena bertepatan dengan 90 tahun pondok modern, dimana kedatangannya adalah acara pembuka bagi serentetan acara besar lainnya.
    Beliau adalah Dr. Ahmad Muhammad Ahmad At-Tayyib, pemegang amanah sebagai Syaikhu-l-Azhar yang ke-48 menggantikan Muhammad Sayyid Tantawi selepas wafatnya tahun 2010. Doktor bidang akidah dan filsafat Islam ini menguasai 2 bahasa sekaligus, Prancis dan Inggris, dengan sangat baik. Karangan buku beliau sangat luas meliputi fiqh, syari’ah, dan tasawuf Islam.
    Sebelum menjabat sebagai Syaikhu-l-Azhar, ulama kelahiran 6 Januari 1946 ini menjabat sebagai rektor universitas Al-Azhar. Dalam pidato sambutannya, beliau mengaku pernah datang ke Gontor bersama Syaikhu-l-Azhar sebelumnya saat masih menjabat rektor.
    Berita gembira untuk segenap santri Pondok Modern datang dari beliau sebagai jawaban atas permintaan pimpinan pondok dalam sambutannya.
    “Saya putuskan sejak sekarang untuk mengkhususkan kepada santri Pondok Modern Darussalam Gontor 50 beasiswa setiap tahunnya. Saya minta untuk dibagi, setengah untuk calon mahasiswa dan lainnya untuk calon mahasiswi. Itu termasuk kuliah agama dan pengetahuan modern, seperti: arsitektur, apotek farmasi, kedokteran, dan lain-lain”, terang beliau di sela-sela sambutannya.
    Spontan, pimpinan pondok bertahmid dan mengucap takbir yang disambut bergema oleh seluruh hadirin. Air mata bahagia mengalir di pelupuk mata bapak pimpinan. Beliau bahkan menambahkan bahwa kuota beasiswa bisa saja dinaikkan menjadi 100 orang per tahun pada masa mendatang, biidznillah.
    Topik berlanjut kepada nasehat yang berisikan ajakan untuk berpegang dengan madzhab wasathiyah (moderat) dalam beragama. Karena kita tinggal di dunia dengan pengikut madhab lain, agama lain, bahkan ateis.
    Janganlah kita mudah mengkafirkan seorang yang shalat, membaca Al-Qur’an, dan menghadap kiblat yang sama dengan kita. Perbedaan adalah hal yang pasti terjadi. Beliau menegaskan untuk menghindari sifat ta’assub (fanatik) madhab dan berlebih-lebihan dalam beragama.

Pimpinan Pondok Modern Gontor Sambut Grand Syaikh Al-Azhar

Ustadz Hasan Sambut Syaikhu-l-Azhar
GONTOR - Hari Kamis pagi (25/02/2016) merupakan hari bersejarah bagi Pondok Modern Darussalam Gontor dengan kedatangan tamu agung Syaikhu-l-Azhar Dr. Ahmad Muhammad Ahmad At-Thayyib.
    Persiapan dimulai sejak pagi hingga meliburkan kegiatan akademis santri demi acara yang prima. Santri ikut berkecimpung dengan menjadi petugas keamanan dan juru parkir, membentuk pagar betis, memainkan marching band, hingga membentuk formasi barisan ala paskibraka di depan Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM)
    Grand Syaikh beserta rombongan pengiring datang di BPPM pada pukul 10.15 tepat. Ulama yang mendapat gelar doktor honoris causa dari UIN Malang ini diiringi oleh menteri agama Lukman Hakim Saifuddin, Dr. Hasyim Muzadi, Dr. Quraish Shihab, dan duta besar Mesir untuk Indonesia Bahaudin Dasuki beserta rombongan ulama dan staf dari Mesir lainnya.
    Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Al-Ustadz Hasan Al-Hafidz dari surat Ar-Ra’d dari ayat 19 sampai 23. Selepasnya, lagu kebangsaan Indonesia dan Mesir pun bergema dengan suara hadirin memenuhi aula BPPM. Al-Ustadz Hasan Abdullah Sahal pun kemudian maju ke podium memberikan sambutannya.
    “Azhar bukan hanya milik Mesir saja. Azharmu juga Azhar kami. Mesirmu juga Mesir kami. Al-Azhar milik umat Islam seluruh alam”, tukas putra keenam dari KH Ahmad Sahal, salah satu pendiri pondok modern.
    Di samping itu, beliau juga memohon kepada Grand Syaikh untuk membuka pintu Al-Azhar seluas-luasnya kepada seluruh santri Pondok Modern untuk melanjutkan studinya. Karena Al-Azhar merupakan salah satu universitas Islam tertua dan bersejarah yang memiliki hubungan sangat kuat dengan Gontor.
    Beliau juga menegaskan peran Gontor selama 90 tahun terhadap pendidikan umat muslim Indonesia dengan manhaj wasathiy dalam bermadhab dan berpola pikir seperti Al-Azhar. Acara ini, menurut beliau, merupakan acara pertama yang membuka rentetan acara peringatan 90 tahun pondok yang telah berdiri sejak tahun 1926. (ah/4)

Senin, 22 Februari 2016

Pra-Cetak An-Nahdhah Edisi 14




MADUSARI - Sebentar lagi An-Nahdhah Magzine akan menerbitkan edisi 14 dengan beriota dan artikel terbaru tentang Gontor Dua.

Untuk edisi kali ini ada sesuatu yang beda, yaitu adanya pendaftaran ISBN (International Standard Book Number). Sehingga statusnya diakui dan resmi dengan codebar dari penyedia ISBN.

Gak sabar kan? Mau lihat bagaimana isinya? Kita intip untuk yang satu ini.